Selamanya Kebenaran di Atas Kesalahan

Kalam Tasawuf 2:

يا عجبا كيف يظهر الوجود في العدم أم كيف يثبت الحادث مع من له وصف القدم

Ya ‘ajaba kaifa yadzharu al-wujuudu fi al-‘adam? Am kaifa yatsbutu alhaditsu ma’a man lahu al-qidam

”Alangkah mengherankan! Bagaimana ciptaan ini bisa tampak, padahal ia maya? Atau, bagaimana sesuatu yang baru bisa tetap tegak di hadapan Dia yang Maha Abadi?“

(Ibn Athaillah As-sakandari)

Makna

Dalam kalam tasawuf kedua ini, Ibn Athaillah berusaha menyadarkan kita bahwa wujud yang hakiki hanyalah wujud Tuhan, sedangkan manusia hanyalah ibarat buih di lautan yang tidak ada apa-apanya dibanding kuasa Allah SWT. Tapi terkadang, ada manusia yang merasa bahwa dirinya lebih kuasa, lebih mampu, dan lebih bisa melakukan segala sesuatu, padahal hanya Allah yang memberikan izin kepadanya untuk melakukan hal yang ia kehendaki. Manusia bersifat maya, palsu, dan tidak mampu. Hanya Allah yang riil, asli, dan Maha Mampu. Begitupun terkadang kesalahan dan kebenaran. Kesalahan bersifat maya, sedang kebenaran bersifat nyata. Bagaimanapun kalam tasawuf ni memberikan optimisme bahwa selamanya kebenaran pasti berada di atas kesalahan. sebab Allah berada di sisi yang benar dan Dia Maha Benar, maka kebenaran suatu saat pasti akan menang.

Dikutip dari buku Teosofi, gubahan Rois Imron Rosi, M.Pd (Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)

Editor: Gita Selvia