Allah knows what is best for the servant

 لَا يَكُنْ تَأَخُّرُ أَمَدِ الْعَطَاءِ مَعَ الْإِلْحَاحِ فِي الدُّعَاءِ مُوْجِبًا لِيَأْسِكَ فَهُوَ ضَمِنَ لَكَ الْإِجَابَةَ فِيْمَا يَخْتَارُهُ لَكَ لَا فِيْمَا تَخْتَارُ لِنَفْسِكَ وَ فِي الْوَقْتِ الَّذِيْ يُرِيْدُ لَا فِي الْوَقْتِ الَّذِيْ تُرِيْدُ

Jangan sampai tertundanya karunia Tuhan kepadamu, setelah kau mengulang-ulang doamu, membuatmu putus asa. Karena Dia menjamin pengabulan doa sesuai pilihan-Nya, bukan sesuai pilihanmu; pada waktu yang diinginkan-Nya, bukan pada waktu yang kauinginkan.

Don’t let the delay in getting the gift (answer), despite your persistent appeal, drive you to despair. For He has offered to reply to (your appeals) in a way He chooses for you rather than in a way you choose for yourself, and at a time He desires rather than at a time you desire

Allah s.w.t. menegaskan bahwa Dia akan mengabulkan semua doa. Dia berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (al-Mu’min [40]: 60).

Doa yang pengabulannya ditunda, mungkin, lebih baik bagi seorang murīd daripada doa yang pengabulannya disegerakan. Karena bisa jadi, penundaan doa itu ditujukan agar ia semakin bersungguh-sungguh dalam beribadah dan semakin merasa takut kepada Allah. Dalam situasi ini, biasanya setan akan datang dan membisikinya: “Jika benar tekadmu kuat, Tuhanmu pasti sudah mengabulkan doamu, menghilangkan sifat-sifat kemanusiaanmu yang buruk, dan mewujudkan segala keinginanmu.” Sehingga sang murīd pun tidak sadar bahwa ditundanya pengabulan doa itu adalah lebih baik baginya.

Bisa jadi pula, ditundanya pengabulan doa tersebut, disebabkan oleh sifat buruk sang murīd yang terlalu banyak dan tidak bisa dihilangkan kecuali dalam waktu yang lama, sehingga mujāhadah dan riyādhah yang dilakukannya masih belum berpengaruh pada pengabulan doa-doanya.

Orang-orang ‘ārif mengumpamakan alam ini dengan tanah yang dipenuhi tumbuhan berduri. Kadang durinya besar-besar dan banyak sehingga sulit dilalui dan bisa melukai. Kadang durinya kecil-kecil, sedikit, dan mudah dihilangkan. Demikian pula sifat-sifat jiwa, ada yang sangat buruk dan berjumlah banyak sehingga untuk menghilangkannya membutuhkan waktu yang lama dan perjuangan yang panjang. Terkadang sifat-sifat itu tidak terlalu buruk dan hanya sedikit sehingga tidak perlu waktu lama dan perjuangan panjang untuk membersihkannya. Ketika tujuan utama seorang murīd adalah menghilangkan sifat buruk jiwa, meski itu memakan waktu yang lama dan berakhir di ujung usia, semua penderitaan dan perjuangannya selama masa itu tidaklah seberapa dibandingkan dengan tujuan utama itu.

[Ulasan dari syeikh ‘Abdullah bin Hijazi al-Syarqawi dalam al-Minah al-Qudsiyyah ‘ala al-Hikam al-‘Athaiyyah]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *